Psikologi Dakwah dan Esensinya

PSIKOLOGI DAKWAH DAN ESENSINYA
            Psikologi Dakwah merupakan alat bantu bagi juru dakwah dan para da’i untuk memperoleh pengertian yang lebih mendalam tentang faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi tingkah laku manusia sebagai objek dakwah, agar tujuan dakwah dapat dicapai secara dapat dicapai secara efektif, intensif, atau secara lebih maksimal dan optimal. Dalam penyampaian meteri memerlukan orang yang mampu menirukan kebaikan dan ajaran dakwah yang mutlak benara itu. Uswatun hasanah ada, ialah pada diri nabi muhammad saw, dalam hal ini juru dak’wah harus memperhatikan situasi dan kondisi masyarakat objek, khususnya situasi psikologisnya. Contohnya orang kelaparan karena kemiskinan, yang oleh nabi disinyalir mendekati kekafiran, maka dakwah yang harus dilakukan dalam rangka menyelamatkan mereka agar tidak sampai menjual akidahnya dengan murah. Tentunya mereka lebih memerlukan makanan lahiriah terlebih dahulu daripada makanan bathiniah atau rohaniah.
             Mental, fisik, rohani, sosial merupakan empat dimensi pertumbuhan yang mempengaruhi manusia, dan yang menjadi sentral tema yang kuat adalah mental manusia, disinilah terpusat segala penggerak aktivitas manusia. Mental atau tingkah laku mempunyai pengendalian yakni pada kesadarannya yang bersumber dari hati nurani . oleh sebab itu, sasaran dakwah lebih diarahkan agar menyentuh kalbu dan fitrahnya dalam rangka pembentukan sikap mental atau tingkah laku bermotivasi.
Jadi dapat ditarik kesimpulan tujan psikologi dakwah adalah sebagai berikut :
               memberi gambaran tentang beberapa aspek psikologis dan aspek dakwatologis manusia untuk juru dakwah, agar mereka mau membekali dirinya dengan kemampuan-kemampuan teoritis, bagaimana mengaktualisasikan metode-metode dakwah dan mengadaptasikan serta mengintegrasikannyake arah sasaran dakwah sesuai dengan situasi dengan situasi kejiwaan dan kondisi psikisnya.
Memberi pandangan tentang betapa pentingnya memahami materi dakwah sebagai urat nadi kehidupan manusia sehingga terknis operasionalnya dapat disajikan bukan hanya sebagai ilmu yang mati, tetapi dapat didekati secara tradisional atau substansial dan menyangkut proses pengembangan secara konseptual harus terus mengalir kedalam seluruh pembuluh darah kehidupan kejiwaanya yangakan melahirkan tingkah laku bermotivasi.
Memberi pengertian tentang manusia sebagai subjek dan sekaligus sebagai onjek dakwah dengan segala ciri khas kepribadiannya.

Dakwah sebenarnya adalah suatu proses pembentukan watak manusia. Maka dalam rangka pembentukan itu dakwah menempuh pendekatan-pendekatan psikologis agar lebih memungkinkan bisa cepat sampai ke tujuan.

Esensi Psikologi Dakwah
Dengan demikian Psikologi Dakwah merupakan alat bantu bagi juru dakwah untuk memperoleh pengertian yang lebiih untuk menyampaikan materi dakwah kepada sasaran agar mampu memberi dorongan, mengadakan perubahan, mengingatkan dan mengarahakan serta memberi keyakinan kepada tujuan dakwah. Maka esensi psikologi Dakwah adalah terletak pada adanya beberapa faktor yang antara lain :

Edukatif
Juru Dakwah
juru dakwah bersifat edukatif apabila bertindak sebagai pendidik(edukator) dan bersikap sebagai guru. Jadi, tugas edukatif juru dakwah :
  • membuka jalan dan memudahkan terjadinya perubahan-perubahan tingkah laku masyarakat sasaran, seperti apa yang diharapakan dlam tujuan dakwah.
  • Mengadakan interaksi dominatif dan sosial integratif, interaksi itu dapat bersifat penilaian, berbrntuk keputusan mengenai seluruh situasi yang dihadapi dalam proses dakwah dengan menerapkan berbagai prinsip psikologi.
  • Dengan demikian juru dakwah memiliki juru dakwah memiliki tugas dan memikul tanggung jawab yang besar terhadap perkembangan sikap apreasi dan sasaran sesuai dengan kemampuannya masing-masing
Materi Dakwah
Materi harus disajikan sesuai dengan aspek-aspek dalam kehidupan sehari-hari, perbedaan cara tiap-tiap individu menerima dan memahaminya dengan tujuan yang hendak dicapai, dan disajikan secara metodologis.

Metode Dakwah
Serupa dengan metode pendidikan, juru dakwah harus menguasai bermacam-macam metode, dan terampil menggunakannya, komunikatif, dan memperhitungkan kendala-kendalanya atau hambatan-hambatan psikologis dalam penerapan suatu metode.

Motivatif
Motivatif artinya memberi motivasi, yakni memberi daya batin atau dorongan. Motivasi merupakan tenaga kejiwaan yang dapat membangkitkan manusia dalamperjuangan hidupnya.
Juru dakwah sebagai motivator harus mengerti bahwa motif ini muncul sebagai latar belakang dari seluruh tingkah laku manusia yang timbul karena adanya dorongan kebutuhan yang muncul setiap saat. Maka tugas dan tanggung jawab juru dakwah sebagai motivator adalah :
a.Mampu memberikan motivasi dan dorongan-dorongan kepada sasaran untuk bertingkah laku motivatif (beramal sholih)
b.Senantiasa memahami tiga faktor dasar yang membentuk suatu liingkaran motivasi, yaitu : kebutuhan, tingkah laku dan tujuan, sehingga dengan demikian dapat memilihkan materi dakwah yanng sesuai dan menerapkan metode yang memenuhi harapan.

Materi Dakwah dibuat menjadi semacam kebutuhan hidup sasaran dakwah, agar terdorong kehendaknya untuk bertingkah laku dan tingkah lakunya ini diarahakan untuk mencapai tujuan dakwah. Karena itu, materi harus disajikan untuk dapat memenuhi kebutuhan rohaniahnya seta mmuaskan kehendak jiwannya.
Metode dakwah digunakan untuk kondisi motivational yang lebih bersifat psikologis dan sebagai alat kontrol dorongan-dorongan kehendak naluriah individual manusia yang bersifat destrukti

Sugestif
Sugesti artinya memberi sugesti, mengingatkan kepada. Dalam hal ini sugesti dapat dirumuskan sebagai suatu proses di mana seseorang menerima begitu saja suatu cara atau pedoman tingkah lakunyadari orang lain tanpa kritik terlebih dahulu. Sugestif akan mudah terjadi pada manusia suggestible, dalam keadaan :
  • Karena hambatan berpikir, baik oleh faktor-faktor fisiologis maupun psikologis.
  • Karena disosiasi (pikiran terpecah-pecah).
  • Karena otoritas dan pristise, pakar dan reputasi, kharisma dari sugestif sendiri.
  • Karena publik opini, mayoritas dan popularitas.
  • Karena will to be belive (ingin meyakinkan diri).
Dengan demikian maka : Juru Dakwah sebagai sugestif mempuunyai tugas dan tanggung jawab untuk dapt memanfaatkan situasi-situasi dan menggunakan kondisi-kondisi yang tepat untuk menimbulkan sugesti massa agar pikiran, perasaan dan kehendak mereka bisa terpengaruh dengan keyakinan terhadap apa yang menjadi tujuan dakwah.  Materi Dakwah dipilih secara tepat dengan memanfaatkan sugesti untuk menyembuhkan gejala-gejala neurotik, memelihara suatu keyakinan sasaran dakwah yang sesuai dengan sasaran dakwah.
Metode dakwah digunakan sebagai cara bagaimana menanamkan suatu sugesti, artinya untuk mengubah minat, dan kesadaran bahwa suatu masalah mengandung sangkut paut dengan dirinya.

Persuasif
Persuasif artinya : to persuade, to induce, to belive (membujuk, merayu, meyakinkan). Persuasif adalah kegiatan psikologis, tujuan untuk dapat mengubah sikap, pendapat, atau tingkah laku. Kebanyakan situasi komunikasi sudah mencakup persuasi, sebab seluruh situasi komunikasi harus mencakup upaya seseorang yang dengan sadar mengubah tingkah laku orang lain. Dalam komunikasi persuasif terdapat beberapa teori yang dapat digunakan sebagai dasar kegiatan yang dalm pelaksanaanya bisa dikembangkan menjadi beberapa metode, antara lain :
Metode Asosiasi, adalah penyajian pesan komunikasi dengan jalan menumpangkan pada sesuatu peristiwa yang aktual atau sedang menarik perhatian dan minat massa.
Metode integrasi, kemampuan untuk menyatukan diri dengan komunikan dalam arti menyatukan diri secara komunikatif.
Metode Pay-Off dan Fear-Arousing yakni kegiatan mempengaruhi orang lain dengan jalan melukiskan hal-hal yang menggembirakan atau menyenangkan perasaannya.
Metode Icing, yaitu menjadikan indah sesuatu, sehingga menarik bagi siapa yang menerimanya.
Metode-metode tersebut dapat digunakan dalm proses pelaksaan dakwah, Dakwah sebagai proses komunikasi persusif dilakukan dengan melalui pendataan, perencanaan, pelaksanan dan penilaian. Disini Dakwah merupakan kegiatan yang berusaha mempengaruhi manusia dari kondisi kejiwaan. Materi dakwah harus sudah didata, direncanakan dan dipilih secara selektif, kemudian dinilai dalam kesangkut pautannya dengan menggunakan metode asosiatif, integratif, dan teknis lainnya yang tujuan akhirnya adalah efek yang mampu mengubah tingkah laku dan sikap hidup sasaran agar tetap berada dalam stabilitas sebagaimana yang dikehendaki oleh tujuan dakwah.
Persuasi dalam dakwah adalah seni dan ilmu tentang menghimbau secara ekstralogis untuk menjamin keputusan yang diinginkan dengan prinsip-prinsip argumentasi. Walupun komunikasi persuasif ada kesamaannya dalam membujuk dengan proganda, namun berbeda dengan dakwah. Perbedaanya tidak terletak dalam bagaimana cara membujujknya dan bukan dalam isi pesan yang disampaikan saja, melainkan dalam kesangkut-pautannya secara terus menerus dengan sasaran dakwah atau situasi dan kondisi objeknya.

0 komentar:

Posting Komentar