Psikologi Dakwah dan Esensinya

PSIKOLOGI DAKWAH DAN ESENSINYA
            Psikologi Dakwah merupakan alat bantu bagi juru dakwah dan para da’i untuk memperoleh pengertian yang lebih mendalam tentang faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi tingkah laku manusia sebagai objek dakwah, agar tujuan dakwah dapat dicapai secara dapat dicapai secara efektif, intensif, atau secara lebih maksimal dan optimal. Dalam penyampaian meteri memerlukan orang yang mampu menirukan kebaikan dan ajaran dakwah yang mutlak benara itu. Uswatun hasanah ada, ialah pada diri nabi muhammad saw, dalam hal ini juru dak’wah harus memperhatikan situasi dan kondisi masyarakat objek, khususnya situasi psikologisnya. Contohnya orang kelaparan karena kemiskinan, yang oleh nabi disinyalir mendekati kekafiran, maka dakwah yang harus dilakukan dalam rangka menyelamatkan mereka agar tidak sampai menjual akidahnya dengan murah. Tentunya mereka lebih memerlukan makanan lahiriah terlebih dahulu daripada makanan bathiniah atau rohaniah.
             Mental, fisik, rohani, sosial merupakan empat dimensi pertumbuhan yang mempengaruhi manusia, dan yang menjadi sentral tema yang kuat adalah mental manusia, disinilah terpusat segala penggerak aktivitas manusia. Mental atau tingkah laku mempunyai pengendalian yakni pada kesadarannya yang bersumber dari hati nurani . oleh sebab itu, sasaran dakwah lebih diarahkan agar menyentuh kalbu dan fitrahnya dalam rangka pembentukan sikap mental atau tingkah laku bermotivasi.
Jadi dapat ditarik kesimpulan tujan psikologi dakwah adalah sebagai berikut :
               memberi gambaran tentang beberapa aspek psikologis dan aspek dakwatologis manusia untuk juru dakwah, agar mereka mau membekali dirinya dengan kemampuan-kemampuan teoritis, bagaimana mengaktualisasikan metode-metode dakwah dan mengadaptasikan serta mengintegrasikannyake arah sasaran dakwah sesuai dengan situasi dengan situasi kejiwaan dan kondisi psikisnya.
Memberi pandangan tentang betapa pentingnya memahami materi dakwah sebagai urat nadi kehidupan manusia sehingga terknis operasionalnya dapat disajikan bukan hanya sebagai ilmu yang mati, tetapi dapat didekati secara tradisional atau substansial dan menyangkut proses pengembangan secara konseptual harus terus mengalir kedalam seluruh pembuluh darah kehidupan kejiwaanya yangakan melahirkan tingkah laku bermotivasi.
Memberi pengertian tentang manusia sebagai subjek dan sekaligus sebagai onjek dakwah dengan segala ciri khas kepribadiannya.

Dakwah sebenarnya adalah suatu proses pembentukan watak manusia. Maka dalam rangka pembentukan itu dakwah menempuh pendekatan-pendekatan psikologis agar lebih memungkinkan bisa cepat sampai ke tujuan.

Esensi Psikologi Dakwah
Dengan demikian Psikologi Dakwah merupakan alat bantu bagi juru dakwah untuk memperoleh pengertian yang lebiih untuk menyampaikan materi dakwah kepada sasaran agar mampu memberi dorongan, mengadakan perubahan, mengingatkan dan mengarahakan serta memberi keyakinan kepada tujuan dakwah. Maka esensi psikologi Dakwah adalah terletak pada adanya beberapa faktor yang antara lain :

Edukatif
Juru Dakwah
juru dakwah bersifat edukatif apabila bertindak sebagai pendidik(edukator) dan bersikap sebagai guru. Jadi, tugas edukatif juru dakwah :
  • membuka jalan dan memudahkan terjadinya perubahan-perubahan tingkah laku masyarakat sasaran, seperti apa yang diharapakan dlam tujuan dakwah.
  • Mengadakan interaksi dominatif dan sosial integratif, interaksi itu dapat bersifat penilaian, berbrntuk keputusan mengenai seluruh situasi yang dihadapi dalam proses dakwah dengan menerapkan berbagai prinsip psikologi.
  • Dengan demikian juru dakwah memiliki juru dakwah memiliki tugas dan memikul tanggung jawab yang besar terhadap perkembangan sikap apreasi dan sasaran sesuai dengan kemampuannya masing-masing
Materi Dakwah
Materi harus disajikan sesuai dengan aspek-aspek dalam kehidupan sehari-hari, perbedaan cara tiap-tiap individu menerima dan memahaminya dengan tujuan yang hendak dicapai, dan disajikan secara metodologis.

Metode Dakwah
Serupa dengan metode pendidikan, juru dakwah harus menguasai bermacam-macam metode, dan terampil menggunakannya, komunikatif, dan memperhitungkan kendala-kendalanya atau hambatan-hambatan psikologis dalam penerapan suatu metode.

Motivatif
Motivatif artinya memberi motivasi, yakni memberi daya batin atau dorongan. Motivasi merupakan tenaga kejiwaan yang dapat membangkitkan manusia dalamperjuangan hidupnya.
Juru dakwah sebagai motivator harus mengerti bahwa motif ini muncul sebagai latar belakang dari seluruh tingkah laku manusia yang timbul karena adanya dorongan kebutuhan yang muncul setiap saat. Maka tugas dan tanggung jawab juru dakwah sebagai motivator adalah :
a.Mampu memberikan motivasi dan dorongan-dorongan kepada sasaran untuk bertingkah laku motivatif (beramal sholih)
b.Senantiasa memahami tiga faktor dasar yang membentuk suatu liingkaran motivasi, yaitu : kebutuhan, tingkah laku dan tujuan, sehingga dengan demikian dapat memilihkan materi dakwah yanng sesuai dan menerapkan metode yang memenuhi harapan.

Materi Dakwah dibuat menjadi semacam kebutuhan hidup sasaran dakwah, agar terdorong kehendaknya untuk bertingkah laku dan tingkah lakunya ini diarahakan untuk mencapai tujuan dakwah. Karena itu, materi harus disajikan untuk dapat memenuhi kebutuhan rohaniahnya seta mmuaskan kehendak jiwannya.
Metode dakwah digunakan untuk kondisi motivational yang lebih bersifat psikologis dan sebagai alat kontrol dorongan-dorongan kehendak naluriah individual manusia yang bersifat destrukti

Sugestif
Sugesti artinya memberi sugesti, mengingatkan kepada. Dalam hal ini sugesti dapat dirumuskan sebagai suatu proses di mana seseorang menerima begitu saja suatu cara atau pedoman tingkah lakunyadari orang lain tanpa kritik terlebih dahulu. Sugestif akan mudah terjadi pada manusia suggestible, dalam keadaan :
  • Karena hambatan berpikir, baik oleh faktor-faktor fisiologis maupun psikologis.
  • Karena disosiasi (pikiran terpecah-pecah).
  • Karena otoritas dan pristise, pakar dan reputasi, kharisma dari sugestif sendiri.
  • Karena publik opini, mayoritas dan popularitas.
  • Karena will to be belive (ingin meyakinkan diri).
Dengan demikian maka : Juru Dakwah sebagai sugestif mempuunyai tugas dan tanggung jawab untuk dapt memanfaatkan situasi-situasi dan menggunakan kondisi-kondisi yang tepat untuk menimbulkan sugesti massa agar pikiran, perasaan dan kehendak mereka bisa terpengaruh dengan keyakinan terhadap apa yang menjadi tujuan dakwah.  Materi Dakwah dipilih secara tepat dengan memanfaatkan sugesti untuk menyembuhkan gejala-gejala neurotik, memelihara suatu keyakinan sasaran dakwah yang sesuai dengan sasaran dakwah.
Metode dakwah digunakan sebagai cara bagaimana menanamkan suatu sugesti, artinya untuk mengubah minat, dan kesadaran bahwa suatu masalah mengandung sangkut paut dengan dirinya.

Persuasif
Persuasif artinya : to persuade, to induce, to belive (membujuk, merayu, meyakinkan). Persuasif adalah kegiatan psikologis, tujuan untuk dapat mengubah sikap, pendapat, atau tingkah laku. Kebanyakan situasi komunikasi sudah mencakup persuasi, sebab seluruh situasi komunikasi harus mencakup upaya seseorang yang dengan sadar mengubah tingkah laku orang lain. Dalam komunikasi persuasif terdapat beberapa teori yang dapat digunakan sebagai dasar kegiatan yang dalm pelaksanaanya bisa dikembangkan menjadi beberapa metode, antara lain :
Metode Asosiasi, adalah penyajian pesan komunikasi dengan jalan menumpangkan pada sesuatu peristiwa yang aktual atau sedang menarik perhatian dan minat massa.
Metode integrasi, kemampuan untuk menyatukan diri dengan komunikan dalam arti menyatukan diri secara komunikatif.
Metode Pay-Off dan Fear-Arousing yakni kegiatan mempengaruhi orang lain dengan jalan melukiskan hal-hal yang menggembirakan atau menyenangkan perasaannya.
Metode Icing, yaitu menjadikan indah sesuatu, sehingga menarik bagi siapa yang menerimanya.
Metode-metode tersebut dapat digunakan dalm proses pelaksaan dakwah, Dakwah sebagai proses komunikasi persusif dilakukan dengan melalui pendataan, perencanaan, pelaksanan dan penilaian. Disini Dakwah merupakan kegiatan yang berusaha mempengaruhi manusia dari kondisi kejiwaan. Materi dakwah harus sudah didata, direncanakan dan dipilih secara selektif, kemudian dinilai dalam kesangkut pautannya dengan menggunakan metode asosiatif, integratif, dan teknis lainnya yang tujuan akhirnya adalah efek yang mampu mengubah tingkah laku dan sikap hidup sasaran agar tetap berada dalam stabilitas sebagaimana yang dikehendaki oleh tujuan dakwah.
Persuasi dalam dakwah adalah seni dan ilmu tentang menghimbau secara ekstralogis untuk menjamin keputusan yang diinginkan dengan prinsip-prinsip argumentasi. Walupun komunikasi persuasif ada kesamaannya dalam membujuk dengan proganda, namun berbeda dengan dakwah. Perbedaanya tidak terletak dalam bagaimana cara membujujknya dan bukan dalam isi pesan yang disampaikan saja, melainkan dalam kesangkut-pautannya secara terus menerus dengan sasaran dakwah atau situasi dan kondisi objeknya.

Hakikat Ilmu Dakwah

HAKIKAT ILMU DAKWAH
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah  mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” (Q.S. Annahl:125)‏
Sebagaimana telah diketahui bahwa dakwah Islam telah menjadi suatu disiplin ilmu yang mandiri, ia memiliki objek kajian, keistimewaan dan tujuan. Dengan begitu, semua ilmu keislaman saling terkait, mengambil kegunaan dan berjalan bersama dan memperoleh kegunaan ajaran Islam yang disiarkan dan disebarluaskan dengan metode yang jelas, sehingga terjamin tegaknya Islam”.
                    
PENGERTIAN ILMU DAKWAH :
علم يبحث فيه عن كيفية الدعوة الاسلامية بشتئ الطرق العلمية من الاستباط والاقتباس والاستقراء ليكون الحق قائماوالقسط   
            Ilmu yang membahas tata cara dakwah islamiyah dengan menggunakan metode ilmiah baik istinbat, iqtibas, maupun istiqra, untuk menegakan keadilan dan hak. Pengertian Lain: Ilmu yang Mengkaji Proses Dakwah secara sistematis, logis, empiris, teologis dan filosofis.

TUJUAN ILMU DAKWAH
Menemukan kejelasan empiris, rasional, dan teologis tentang proses dakwah sebagai fenomena keilmuan,  Perbedaan  Dakwah  dengan Ilmu Dakwah
  • Dakwah mengacu pada proses dakwah dalam tatanan realitas.  
  • Ilmu Dakwah mengacu pada abstraksi (konseptualisasi) realitas proses dakwah.

REALITAS DAKWAH DARI KONTEKSNYA, (KUANTITAS) DIKATEGORISASIKAN:
  • Da’i dan mad’unya dirinya sendiri, disebut dakwah nafsiyah 
  • Da’i dan mad’unya sendiri, disebut dakwah fardiyah, yang berlangsung secara tatap muka atau langsung tetapi tidak tatap muka yaitu bermedia. 
  • Da’i sendiri dan mad’u kelompok kecil, yaitu tiga hingga 20 orang, disebut dakwah fi’ah qalilah, yaitu berlangsung secara tatap muka dan dialogis. 
  • Da’i sendiri dan mad’unya kelompok yang terorganisir, disebut dakwah hizbiyah; 
  • Da’i sendiri mad’unya orang banyak, tidak bertatap muka dan monologius dengan media (cetak atau eletronik), atau tatap muka tetapi monologis seperti ceramah umum, atau khutbah), disebut dakwah ummah 
  • Da’i dan mad’u yang berbeda suku dan budaya dalam suatu kesatuan bangsa yang dapat berlangsung dalam konteks 1,2,3,4 dan 5 disebut dakwah qabailiyah (dakwah antar bangsa atau budaya).

RUANG LINGKUP ILMU DAKWAH
  • Objek Materal Ilmu Dakwah:  Perilaku keislaman dalam berislam 
  • Objek Formal Ilmu Dakwah:  Perilaku Keislaman dalam melakukan Tabligh, Irsyad, Tadbir dan Tathwir

Metode Ilmu Dakwah
  • Versi I: Metode analisis sistem dakwah, Metode historis, Metode Reflektif, Metode Riset Partisipatif, Metode Riset Kecenderungan Dakwah. 
  • Versi II: Manhaj istinbath (Penggalian konsep/teori dakwah dari Quran-Hadits); Manhaj Iqtibas (Penggalian Kosep/Teori dakwah dari konsep/teori umum yang sudah ada); Manhaj Istiqra (Penggalian konsep/teori dakwah dari hasil penelitian Lapangan

OBJEK ILMU DAKWAH
  • Objek Materal Ilmu Dakwah:  Perilaku keislaman dalam berislam
  • Objek Formal Ilmu Dakwah:  Perilaku Keislaman dalam melakukan Tabligh, Irsyad, Tadbir dan Tathwir
  • Ilmu Dakwah erat kaitannya dengan Kajian ilmu keislaman selain dakwah dan ilmu tentang perilaku manusia. 
  • Ilmu Dakwah berkarakter interdisipliner.

 UNSUR-UNSUR DAKWAH
  • Dakwah menurut QS. al-Nahl (16):125 dapat dirumuskan sebagai kewajiban muslim mukalaf mengajak, menyeru, dan memanggil orang berakal ke jalan Tuhan (Dien Islam) dengan cara hikmah, mauizhah hasanah, dan mujadalah yang ahsan, dengan respons positif atau negatif dari orang berakal yang diajak, diseru, dan dipanggil di sepanjang zaman dan di setiap ruang. 
  • Unsur Dakwah: Da’i (Subjek), Maadah (Materi/Pesan), Washilah (Media), Toriqoh (Metode),Mad’u (Objek), Aina (Tempat), Mata (Waktu),Ghayah (Tujuan), Respons.
                                                 
BENTUK DAN DIMENSI (KATEGORI) DAKWAH (1)
               Dakwah menurut QS Fushshilat (41):33, dapat dirumuskan sebagai kewajiban menyeru, mengajak, dan memanggil manusia mengesakan Allah (tawhidullah) melalui ahsan qawl, ‘amal shalih, dan pernyataan ketundukkan kepada Allah. Hakikat dakwah ini menunjukkan bahwa terdapat tiga bentuk utama dalam proses mendakwahkan Islam, yaitu: (1) ahsan qawl, (2) ‘amal shalih (ahsan ‘amal), dan (3) qala inani min al-muslimin (keterpaduan bentuk ahsan qawl dan ahsan ‘amal, atau gerakkan percontohan yang baik).

BENTUK DAN DIMENSI (KATEGORI) DAKWAH
Bentuk Da’wah bi ahsan qawl diformulasikan jadi dua Dimensi (kategori), yaitu:
  • Irsyad, Wa’zh (Taujih), dan Istisyfa Islam (bimbingan, konseling, penyuluhan, dan         terapi Islam), yang menjadi kajian Jur BPI;  
  • Tabligh Islam: Khitobah, Kitabah dan I’lam, yang menjadi kajian Jur KPI.
Bentuk da’wah bi ahsan ‘amal diformulasikan jadi dua Dimenssi (kategori), yaitu:
  • Tadbir Tathbiq Islam, yaitu manajemen kelembagaan Islam, yang menjadi kajian Jur MD;
  •  Tathwir Qawm Muslim, pemberdayaan SDM, SDA, SDE (pemenuhan kebutuhan dharuriyah, haijyah, dan tahsiniyah), yang jadi kajian Jur. PMI.

WILAYAH KAJIAN  ILMU DAKWAH (1)
  • Da’i (Subjek), Maadah (Materi/Pesan), Washilah (Media), Toriqoh (Metode),Mad’u (Objek). TAMBAHAN: Aina (Tempat), Mata (Waktu),Ghayah (Tujuan), Respons (Tanggapan). Jumlah 5 atau 8 
  • Jika kajiannya 2 Varabel Minimal ada 10 Kajian: Da’i+Pesan; Da’i+Media, Da’i+Metode; Da’i+ Mad’u; Pesan+Media; Pesan+Metode; Pesan+Mad’u; Media+Metode; Media; Mad’u; Metode+Mad’u.

WILAYAH KAJIAN  ILMU DAKWAH (2)
Konteks Dakwah atau Level Dakwah, yaitu: 
  • Dakwah Nafsiyah ( Dakwah intra individu) 
  • Dakwah Fardiyah (Dakwah antar individu) 
  • Dakwah Fi’ah: Qalilah +Katsirah (Dakwah kelompok Sedikit) Contoh: Pesantren, Madrasah, Majelis Taklim 
  • Dakwah Hizbiyah (Dakwah kelompok terorganisir) 
  • Dakwah Umah (Dakwah massa)  
  • Dakwah Qabailiyah dan Syu’ubiyah (Dakwah antar suku dan budaya)

MASALAH KAJIAN
Interaksi antar unsur dakwah melahirkan problematika dakwah. Problematika ini dapat dikategorikan antara lain sebagai berikut:
  • Da’i+Materi= problem kualitas pemahaman da’i 
  • Da’i+Mad’u= problem respon mad’u 
  • Dai+Media+Metode= melahirkan problem efektivitas dan efisiensi
  • Mad’u+Pesan= problem intensifikasi perubahan mad’u dan problem  pengamalan. 
  • Da’i+Media=problem keterampilan penggunaan teknologi dakwah.

HAKIKAT KAJIAN DAKWAH
Bahwa dakwah Islam adalah proses internalisasi, transmisi, difusi, institusionalisasi, dan transformasi dien Islam dalam totalitas kehidupan manusia mukalaf guna mencapai hakikat tujuan hidup di dunia kini dan di akhirat kelak, dan dalam hal ini proses dakwah Islam dari segi konteksnya mengharuskan terjadinya ketumpangtindihan dalam fokus dan pemokusan dalam ketumpangtindihan.

Dakwah terhadap suku terasing


PENGERTIAN SUKU TERASING
Masyarakat suku terasing atau yang sering disebut sebagai masyarakat primitif, merupakan kelompok masyarakat berlevel paling rendah. Secara bahasa Primitif (prima, primair atau primus) artinya pertama, satu atau asli.
 Ciri-Ciri dan Sifat-Sifat Suku Terasing :
  • Isalement/terisolasi
  • Hidup menggantungkan diri dengan alam
  • Masyarakat lebih bersifat konservatif
  • Kurang diferensiasi

Adapun sifat-sifat primitif, adalah sebagai berikut :
  • Adanya rasa solidaritas yang besar.
  • Uniformitas anggota besar.
  • Hak milik perseorangan tidak Nampak.
  • Nilai benda duniawi mempunyai arti magis,

Beberapa masalah Ekstern, dakwah terhadap suku terasing, diantaranya adalah:
  • Pendidikan.
  • Sistem kepercayaan
  • Mata pencaharian dan ekonomi.

Beberapa masalah Intern, dakwah terhadap suku terasing, diantaranya adalah:
  • materi kadang tidak sesuai dengan kondisi mad‘u
  • Terkadang da‘I itu tidak menguasai secara fasih akan bahasa masyarakat itu
  • Terkadang suka timbul rasa sombong di benak da‘I.

Metode Dakwah Qurani

Allah menyebutkan tiga metode yang digunakan dalam berdakwah, yakni dengan cara :
Hikmah, mau‘idzoh hasanah, mujadalah.
Dakwah Kepada Masyarakat Primitif 
  • Dalam berdakwah, yang pertama kali nabi laksanakan adalah secara sembunyi-sembunyi, baik kepada keluarga, sahabat dekat dan setelah mendapatkan banyak respon, mulailah beliau berdakwah secara terang-terangan. Jika dilihat dari perjuangan nabi, kita bisa mengambil contoh, untuk digunakan sebagai referensi dalam penyampaian dakwah sebagai berikut :   
  • Secara bertahap.
  • Pemilihan materi tidak secara ekstrim.







contoh naskah ceramah

Contoh naskah ceramah :
Judul : “Rambu-rambu kehidupan”

Hadirin kaum muslimin yang berbahagia !

              Puji dan syukur marilah kita panjatkan ke hadirat allah swt. Tak lupa shalawat serta salam semoga tercurahlimpahkan kepada nabi muhammad saw. Beserta keluarga dan sahabatnya yang telah turut berjuang bersama-sama nabi dalam mendakwahkan risalah yang mulia, dienul islam yang kita cintai ini. Kemudian, marilah kita tingkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kita kepada allah melalui berbagai amal dan pengabdian yang sesuai dengan apa yang diperintahkan agama dan juga menjauhkan diri dari segala perbuatan yang dilarang allah. Dan, juga taqwa yang dapat memotivasi dan meningkatkan semangat membangun kehidupan yang lebih dari sekarang guna memasuki hari esok yang lebih baik. Dengan demikian kehadiran kita ke dunia ini akan memperoleh kehidupan yang baik dan dapat menjadi sarana menuju kehidupan yang baik di akhirat kelak.
Dalam rangka meningkatkan keimanan dan katakwaab kepada allah swt, marilah kita simak salah satu peringatan allah kepada manusia tentang arti dan makana kehidupan yang sesungguhnya agar perjalanan hidup ini stabil, tidak mudah goyah dan tidak juga mudah terbawa arus yang akan menjerumuskan kita pada jurang kehinaan.
             Hai manusia, Sesungguhnya kamu Telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, Maka pasti kamu akan menemui-Nya.Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, Maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, Dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya dari belakang, Maka dia akan berteriak: "Celakalah aku". Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).
nabi menyampaikan wasiatnya kepada kita tentang arti dan makan kehidupann manusia di bumi ini.melelui haditsnya. Rasulluloh saw. Mengutarakan :
“Adakah kamu didunia ini laksana sebagai tamu dan jadikanlah masjid sebagai rumahmu, nanti hatimu menjadi lembut, perbanyaklah taffakur dan menangis karena membangun sesuatu tidak akan kamu diami, dan janganlah berbantah-bantahan karena menurutkan hawa nafsu, dan mengumpulkan harta benda yang tidak akan kamu peroleh” (HR.Abu Na’im Hakim bin Amir)

Hadirin rahimakumulah !
             Berdasarakn pada ayat al’Quran dan hadits di atas, tampak dengan jelas keberadaan manusia di dunia ini hanya bersifat sementara, sedangkan kehhidupan yang abadi adalah kehidupan akhirat. Dalam ayat tadi digambarkan bahwa kita diibaratkan sebagai seorang pekerja yang lama-kelamaan akan pensiun atau akan kembali ke asal. Namun, yang dimaksud dalam ayat tersebut ialah pada saat yang telah ditentukan manusia akan menemui tuhannya.
Keberaddan kita di dunia ini laksana tamu. Kita dapat membayangkan jika suatu ketika kita berkunjung ke rumah orang lain, mengunjungi famili, atau sahabat karib kita, apakah untuk selamanya ? tentu saja tidak, sebab kita memiliki kampung halaman, suatu sasat kita akan pulang dari rumah kita, dan tanggung jawab untuk membiayai keluarga dan sebagainya.
             Gambaran hidup manusia juga laksana sekelompok peserta marathon yang berangkat dari garis start menuju finish. Semakin jauh dari garis start, semakin dekat pula kita pada garis finish. Oleh karena itu, berhati-hatilah agar kita dapat mencapai garis finish dengan memperoleh prestasi yang memuaskan. Kita harus menyadari sepenuh hati akan adanya rambu-rambu kehidupan yang terdapat dalam firman allah dan hadits. Hall ini harus dapat kita wujudkan dalam bentuk sikap, ucap dan perbuatan kita sehari-hari.

Hadirin yang berbahagia !
             Berdasarkan pada kenyataan ini, sebagai pewaris kitab allah, kita hendaknya memfungsikan alQuran sebagai hudan (petunjuk) bagi kehidupan kita. Marilah kita ciptakan suasana kehidupan beragama di tengah-tengah kehidupan kita yang insyaallah akan membawa pada keselamatan. Agar lebih memantapkan keyakinan kita, karena suatu saat kita akan kembali ke hadirat allah meninggalkan dunia yang fana dengan gemerlapnya yang semu. Sebagai akhir dari uraian khutbah ini, marilah kita simak sebuah hadits nabi, mungkin kita pernah mendengar salah satu hadits yang berbunyi seperti ini :
“Namun jika amalannya hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia termasuk orang yang rugi. Sedangkan yang terakhir, jika amalan hari ini lebih buruk kemarin maka ia termasuk orang yang celaka.” (Al-Hadits).
Mudah-mudahan, kita dimasukan kepada golongan orang-orang yang bertakwa dan selalu mengingat hakikat kehidupan yang kelak menjadi golongan orang-orang yang beruntung dan mendapat ridha allah.swt. amin.
Mungin sekian pembahasan mengenai rambu-rambu kehidupan yang bisa saya sampaikan, kurang lebihnya saya mohon maaf, kesalahan dan kehilafan datangnya dari saya, dan kesempurnaan hanyalah milik allah. Wabilahitaufik wal hidayah. Wassalamualaikum wr.wb.